Selasa, 27 Agustus 2013

SIHIR DAN PERDUKUNAN


Fenomena sihir dan perdukunan  bukanlah  merupakan hal yang baru maupun asing karena ia telah di kenal dari zaman jahiliyah dan terus berkembang pesat sampai abad-20 yang katanya sich,,”zaman  modern”, tapi tetap saja dizaman modern ini masih banyak kita dapati orang yang memegang teguh kepercayaan kuno alias jahiliyah yang sering mengarah kepada kesyirikan baik itu dilakukan secara sadar mapun tanpa sadar. Padahal jika kita mau merenung sejenak untuk memikirkan secara nalar maka apa yang mereka lakukan bukan lah perilaku yang dapat di terima secara logika, tapi kenapa kebiasan dan kepercayaan seperti ini tetap saja terus dan terus berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi yang makin canggih?!!...  setelah di telusuri lebih dalam lagi  para pelaku kesyirikan terkhusus perdukunan ini sering bersembunyi dengan kedok  islami.
            Akhir-akhir ini banyak sekali dukun-dukun yang mengaku dirinya sebagai tabibatau ustad yang bisa mengobati orang sakit dan juga tukang ramal  yang mengaku sebagai orang yang di anugrahi Alloh SWT indra ke-6 yang yang dapat mengetahui kejadian yang telah terjadi maupun yang akan terjadi, mereka juga dapat mengetahui barang yang hilang serta pencuri barang tesebut, padahal itu semua mereka lakukan dengan jalan sihir dan bantuan jin.  Mereka semua banyak menyebar di berbagai negeri dan daerah tak terkecuali daerah aceh yang merupakan daerah penegak syari’at islam, tapi tetap saja masih banyak di sana kita dapati tempat praktik kesyirikan yang menjamur dengan suburnya dan itu semua berkedok dengan nama dan motif islami. Banyak orang awam yang tidak mengerti menjadi korban mereka. Na’udzulah mindzalik
Sihir, perdukunan dan peramalan  merupakan amalan kesyirikan yang membawa pelakunya kepada kekafiran, sebagaimana firman Alloh SWT,” Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syetan-syetan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir  kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan:"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir'. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarkan ayat (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di Akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui." (Al-Baqarah:102)
 Begitupula bagi orang yang medatangi dan membenarkan perkataan mereka. Seperti yang dijelaskan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam berbagai hadits,                              .                  

"Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab 'Shahih Muslim', bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
,”Barangsiapa mendatangi 'arraaf' (tukang ramal) maka baginya tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari” .                                            .                                              


"Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa yang mendatangi kahin (dukun) dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu'alaih wasallam.(HR. Abu Daud).


"Dikeluarkan oleh empat Ahlus Sunan dan dishahihkan oleh Al-Hakim dari Nabi  Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan lafazh: 'Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.
                                     "


"Dari Imran bin Hushain radhiallahu anhu, ia berkata: 'Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda,burung dan lain-lain),yang meramal atau yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam."(HR. Al-Bazzaar,dengan sanad jayyid).
Hadits-hadits di atas menunjukkan larangan mendatangi peramal, dukun dan sejenisnya, larangan bertanya kepada mereka tentang hal-hal yang ghaib, larangan mempercayai atau membenarkan apa yang mereka katakan, dan ancaman bagi mereka yang melakukannya. Oleh karena itu tidak dibenarkan bagi seorang muslim maupun muslimah mendatangi para dukun atau peramal yang mendakwahkan dirinya mengetahui hal-hal ghaib untuk  berobat, meminta pertolongan atau perlindungan, meramal nasib, jodoh dan mencari barangnya yang hilang apalagi mempercayai atau membenarkan apa yang mereka katakan. karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang umatnya mendatangi para peramal, dukun dan tukang tenung dan melarang bertanya serta membenarkan apa yang mereka katakan. Karena hal itu mengandung kemungkaran dan bahaya besar, juga berakibat negatif yang sangat besar pula. Sebab dukun dan tukang ramal itu adalah orang-orang yang melakukan dusta dan dosa.
Hadits-hadits Rasulullah di atas membuktikan tentang kekufuran para dukun dan peramal karena mereka mengaku mengetahui hal-hal yang ghaib, dan mereka tidak akan sampai pada maksud yang diinginkan melainkan dengan cara berbakti, tunduk, taat, dan menyembah jin-jin. Padahal ini merupakan perbuatan kufur dan syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Orang yang membenarkan mereka atas pengakuannya mengetahui hal-hal yang ghaib dan mereka meyakininya, maka hukumnya sama seperti mereka. Dan setiap orang yang menerima perkara ini dari orang yang melakukannya, sesungguhnya Rasulullah 'Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berlepas diri dari mereka. Nah agar kita terlindung dan terbentengi dari sihirada baiknya kita membaca do’a-do’a penangkal sihir yang di anjurkan oleh Rosululloh Shalallohu’alaihi salam.
DO’A-DO’A PENANGKAL SIHIR
Ø  Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat lima waktu, ketika hedak tidur dan ketika pagi dan sore hari. Karena ayat Kursi termasuk ayat yang paling besar nilainya di dalam Al-Qur'an. Rasulullah 'Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam salah satu hadits shahih 
               
"Barangsiapa membaca ayat Kursi pada malam hari, Allah senantiasa menjaganya dan syetan tidak mendekatinya sampai Shubuh.
Ayat Kursi terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat  255 yang bunyinya :
"Allah tidak ada Tuhan selain Dia, Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhlukNya), tidak mengantuk dan tidak tidur, kepunyaanNya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izinNya? Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha
Besar."
Ø  Membaca surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq, dan surat An-Naas pada setiap selesai shalat lima waktu, dan membaca ketiga surat tersebut sebanyak tiga kali pada pagi hari sesudah shalat Shubuh, dan menjelang malam sesudah shalat Maghrib, sesuai dengan hadits riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasa'i.
 
Ø  Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285-286 pada permulaan malam, sebagaimana sabda Rasulullah :

"Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka cukuplah baginya
Ø  Banyak berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna.
Hendaklah dibaca pada malam hari dan siang hari ketika berada di suatu tempat, ketika masuk ke dalam suatu bangunan, ketika berada di tengah  padang pasir, di udara atau di laut
. Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam

"Barangsiapa singgah di suatu tempat dan dia mengucapkan: 'A'uudzu bi kalimaatillahi attaammaati min syarri maa khalaq' (aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk ciptaanNya), maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakannya sampai ia pergi dari tempat itu."
 
Ø  Membaca do'a di bawah ini masing-masing tiga kali pada pagi hari dan menjelang malam.


"Dengan nama Allah, yang bersama namaNya, tidak ada sesuatu pun yang membahayakan, baik di bumi maupun di langit dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui." (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi).
Bacaan-bacaan dzikir dan ta'awwudz ini merupakan sebab-sebab yang besar untuk memperoleh keselamatan dan untuk menjauhkan diri dari kejahatan sihir atau kejahatan lainnya. Yaitu bagi mereka yang selalu mengamalkannya secara benar disertai keyakinan yang penuh kepada Allah, bertumpu dan pasrah kepadaNya dengan lapang dada dan hati yang khusyu'
 Alhamdulilah, setelah kita mengetahhui dan mempratikkan do’a-do’a penamgkal sihir ada baiknya kita mengetahuiterapi dan do’a pelumpuh sihir yang mana jika sihir itu telanjur diderita. ( Na’udzubillahi min dzalik).
TERAPI DAN DO’A RUQYAH PELUMPUH SIHIR
Ø  Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam me-ruqyah (mengobati dengan membaca ayat-ayat Al-Qur'an atau do'a-do'a) sahabat-sahabatnya dengan bacaan :

Artinya: "Ya Allah, Tuhan segenap manusia….! Hilangkanlah sakit dan sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh, tidak ada penyembuhan melainkan penyembuhan dariMu, penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit." (HR. Al-Bukhari).
 
Ø  Do'a yang dibaca Jibril , ketika meruqyah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari segala yang menyakitkanmu, dan dari kejahatan  setiap diri atau dari pandangan mata yang penuh kedengkian, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu." Bacaan ini hendaknya diulang tiga kali.
Ø  Pengobatan sihir cara lainnya, terutama bagi laki-laki yang tidak dapat berjimak dengan istrinya karena terkena sihir. Yaitu, ambillah tujuh lembar daun bidara yang masih hijau, ditumbuk atau digerus dengan batu atau alat tumbuk lainnya, sesudah itu dimasukkan ke dalam bejana secukupnya untuk mandi; bacakan ayat Kursi pada bejana tersebut; bacakan pula surat Al-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas, dan ayat-ayat sihir dalam surat Al-A'raf ayat 117-119, surat Yunus ayat 79-82 dan surat Thaha ayat 65-69.
Surat Al-A'raf ayat 117-119 yang bunyinya,"Dan Kami wahyukan kepada Musa: 'Lemparkanlah tongkatmu!' Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu, nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka orang-orang yang hina.
"Surat Yunus ayat 79-82, "Fir'aun berkata (kepada pemuka kaumnya): 'Datangkanlah kepadaku semua ahli sihir yang pandai'. Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: 'Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan'. Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: 'Apa yang kamu lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenaran mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsung pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapanNya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya)."

             “Surat Thaha ayat 65-69 yang bunyinya, "Mereka bertanya,'Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamilah yang mula-mula melemparkan?' Musa menjawab,'Silahkan kamu sekalian melemparkan'. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang oleh Musa seakan-akan ia merayap cepat lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berfirman: 'Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat, sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu dari mana saja ia datang."
Setelah selesai membaca ayat-ayat tersebut di atas hendaklah diminum sedikit airnya dan sisanya dipakai untuk mandi. Dengan cara ini mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala menghilangkan penyakit yang sedang dideritanya.
Ø    Cara pengobatan lainnya, sebagai cara yang paling bermanfaat ialah berupaya mengerahkan tenaga dan daya untuk mengetahui di mana tempat sihir terjadi, di atas gunung atau di tempat manapun ia berada, dan bila sudah diketahui tempatnya, diambil dan dimusnahkan sehingga lenyaplah sihir tersebut.
Baiklah setelah kita ketahui berbagai bahaya dan dosa yang terdapat dalam sihir dan perdukunan baik itu untuk pelaku dan konsumennya maka dengan itu kita selalu memohon perlindungan kepada Alloh SWT dan di jauhkan dari segala bentuk sihir dan perdukunan dan memohon kepada Allah kesejahteraan dan keselamatan dari kejahatan sihir dan semua jenis praktek perdukunan serta tukang sihir dan tukang ramal. Kita memohon pula kepadaNya agar kaum muslimin terpelihara dari kejahatan mereka. Allohu Musta’an


Tidak ada komentar:

Posting Komentar